Sering Nyinyir : Tanda Hidup Tidak Bahagia?

Sering Nyinyir : Tanda Hidup Tidak Bahagia?

Kata “nyinyir” pasti udah ga asing ya buat kita dengar karena sudah sering digunakan untuk menyebut kebiasaan orang yang suka berkomentar negatif terus menerus secara pedas kepada berbagai hal yang dialami atau dimiliki oleh orang lain. 

 

Memang bisa jadi orang yang suka nyinyir hidupnya itu tidak bahagia. 

Hal itu karena biasanya komentar negatif itu didasari oleh rasa iri akibat dari ketidakpuasannya akan hidupnya sendiri yang disebabkan oleh ketidakmampuan dirinya untuk mengalami atau memiliki hal yang ditampilkan orang lain. 

 

Mereka cenderung menjalani kehidupan yang membosankan dan tidak memiliki kegembiraan dalam diri mereka sendiri, sehingga mereka bertindak dengan cara ini 

Tidak adanya kegembiraan dalam diri mereka sendiri, kurangnya perhatian orangtua atau pasangan, kesibukkan yang monoton yang membosankan, lingkungan yang tidak sehat, atau hal lainnya yang bisa membuat seseorang tertekan dalam menjalani keseharian mungkin membuat mereka menjadikan “nyinyir” sebagai pelampiasan emosi mereka. 

 

Tidak jarang, orang yang suka nyinyir juga tidak bahagia karena mereka belum nyaman dengan diri mereka sendiri. Mereka berusaha untuk mengisi kekosongan dalam diri mereka dengan mendiskusikan kehidupan orang lain dan menilai orang lain secara judgemental, sehingga mereka dapat merasa lebih baik tentang keberadaan mereka sendiri yang menyedihkan. Jadi memang mereka biasanya suka mencari kesalahan dalam diri orang lain hanya untuk membuat diri mereka merasa lebih baik ataupun terlihat lebih baik.

 

Biasanya aktivitas nyinyir ini paling sering terjadi di dunia maya, terutama media sosial karena sang pelaku tidak bertatap muka langsung dengan orang yang menjadi korban. 

Tentunya, orang yang bahagia dan puas dengan hidupnya sendiri tidak akan punya waktu untuk mengusik hidup orang lain atau mengharapkan hal-hal buruk terjadi pada orang lain karena mereka lebih menghabiskan waktu untuk menciptakan lebih banyak kebahagiaan.

 

Oleh karena itu jika kita mau hidup yang lebih berbahagia, cobalah untuk mengenali kebahagiaan dalam diri kita sendiri karena kebahagiaan sejati itu tidak didapatkan dari faktor eksternal melainkan dari faktor internal yaitu keputusan hati kita sendiri yang penuh dengan rasa syukur. Kebahagiaan yang sejati yang tak lekang oleh waktu itu tidak didapatkan dari menjatuhkan orang lain melainkan dari membangun rasa syukur dalam diri dan membangun kehidupan orang lain. 


Yuk ubah kebiasaan dari suka nyinyirin kehidupan orang lain menjadi kebiasaan yang membangun diri sendiri dan kebiasaan yang bisa menginspirasi orang lain untuk berbahagia juga!

 

Kalau kamu merasa butuh tempat untuk bercerita, kamu bisa loh cerita dengan psikolog Klee! Gunakan kode voucher "MULAIDARIKAMU" untuk dapatkan potongan harga hingga 50%!

Kembali ke blog

Tulis komentar

Ingat, komentar perlu disetujui sebelum dipublikasikan.