Kenapa Ada Orang yang Ngontenin Masalah Sendiri?
Pasti pernah ya liat konten di media sosial yang isinya cerita atau curhatan seseorang? Media sosial memang memiliki banyak sekali fungsi, yang awalnya mungkin hanya mengabadikan momen, sekarang menjadi wadah untuk bertukar informasi, sharing, dan menceritakan permasalahan yang dialami.
Nah, sebenarnya kenapa sih ada orang yang suka bikin konten tentang masalah mereka sendiri?
Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan seseorang membuat konten mengenai masalahnya, diantaranya:
- Mereka butuh dukungan dan ingin merasa terkoneksi dengan orang lainnya.
- Membutuhkan validasi dari orang lain mengenai dirinya.
Beberapa alasan lain orang sharing di media sosial adalah karena ia membutuhkan hubungan emosional dengan orang lain, baik dikenal maupun tidak dikenal.
Ketika berbagi secara online, ia merasakan peningkatan emosi, baik positif maupun negatif, yang membuat ia mudah berbagi cerita, foto, video sehingga orang lebih mudah menangkap emosi kita. Berbagi juga bisa jadi cara untuk merepresentasikan image yang ingin kita tunjukkan.
Hal ini cukup wajar karena biasanya ada orang yang memberikan dukungan dan komentar positif ketika orang lain bercerita mengenai masalah mereka di media sosial.
Selain itu, bercerita di media sosial juga berpengaruh dalam membuat kita tidak lagi merasa sendiri dengan mengumpulkan orang-orang yang memiliki pengalaman serupa.
Sharing masalah di media sosial dapat meningkatkan self esteem, sehingga seseorang merasa berharga. Selain itu untuk mendapatkan dukungan, sebagai bentuk coping agar bisa menyalurkan emosinya, atau bisa juga mencari perhatian yang tidak didapatkan di dunia nyata." - Naomi Ernawati, M. Psi., Psikolog
Tapi katanya kalo share di media sosial dibilangnya cari perhatian…
Jadi sebenarnya boleh gak sih kita ngontenin masalah kita di media sosial?
Sharing di social media boleh saja, asal tidak oversharing.
"Kita perlu mengetahui batasan etis dan tidak etis mengenai hal yang dibagikan. Karena sekali kita berbagi maka akan menjadi jejak digital yang bisa menjadi boomerang suatu saat nanti." - Naomi Ernawati, M. Psi., Psikolog.
Berikut beberapa tips dari Kak Naomi Ernawati, M. Psi., Psikolog untuk kamu :
- Sebelum posting atau sharing, kita perlu memberi jeda pada emosi kita untuk mempertimbangkan apakah perlu hal itu di share atau tidak.
- Kalo mau menyelesaikan masalah dan mencari solusi, lebih baik gunakan private chat. Umbar masalah di media sosial gak akan menyelesaikan, yang ada memperlebar masalah yang ada.
- Lindungi privacy. Pastikan kamu share hanya ke orang yang kamu kenal atau percaya ya. Be aware, banyak orang yang bisa memanfaatkan informasimu untuk hal negatif.
Kalau kamu merasa butuh bantuan untuk mengatasi masalah kamu, jangan ragu untuk langsung daftar konseling dengan psikolog Klee ya!
Referensi :
Afzal, M. (2018, October 31). Sharing your problems on social media is unhealthy... Or is it? Epigram - Bristol. Retrieved January 17, 2023, from https://epigram.org.uk/2018/10/31/sharing-your-problems-on-social-media-is-unhealthy/
Wilson, D. R., AHN, B., & Tartakovsky, M. (2023, January 11). Pause Before Posting: The Benefits of Not Over Sharing on Social Media. Psych Central. Retrieved January 17, 2023, from https://psychcentral.com/blog/pause-before-posting-the-benefits-of-not-over-sharing-on-social-media#2