Jauhi Overthinking yang Satu Ini…

Jauhi Overthinking yang Satu Ini…

Overthinking kayaknya sering banget jadi bagian dari hari-hari kita ya. Banyak hal yang mampir ke pikiran kita, dan kadang bikin kita kewalahan sendiri saking banyaknya.

 

Overthinking adalah kecenderungan kita untuk mengevaluasi, mengatur, atau mengontrol banyak hal dalam pikiran secara berlebihan.

Misalnya, kita akan interview kerja besok, malemnya kita mikirin kalo mungkin kita akan salah jawab pertanyaan interviewer. Kita merasa khawatir, membayangkan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi di hari interview besok.

 

Nah, selain kekhawatiran, ada lagi bentuk lain dari overthinking, yaitu ruminasi. Ruminasi adalah bagian dari overthinking, dimana kita mengulang suatu pikiran negatif yang terjadi di masa lalu secara terus menerus.

Misalnya, kita ngelakuin kesalahan ketika interview, lalu setelah interview kita terus-menerus mengulang ‘adegan’ kesalahan yang kita lakukan di otak kita.

 

Kalo dibandingkan, overthinking sama ruminasi lebih berbahaya mana sih?

Sebenarnya keduanya tidak tepat dilakukan, dan akan menimbulkan kelelahan serta berbagai dampak negatif lainnya, terutama ketika dilakukan secara berlebihan. 

Namun, bagi beberapa orang, overthinking yang dilakukan pada porsinya dan fokus pada masalah yang spesifik, bisa membantu untuk melakukan pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah.

Sementara, ketika seseorang melakukan ruminasi, biasanya ia terjebak dalam pengulangan pemikiran negatif, yang membawa perasaan putus asa, semakin menambah kecemasan, dan mengarah kepada stres atau bahkan depresi.

 

Kenapa orang melakukan ruminasi?

  • gagal menerima pengalaman negatif. Kita gak bisa menerima atau memahami kesalahan yang kita lakukan, sehingga kita terus menerus mengulangnya dipikiran kita.
  • berusaha untuk cari solusi tapi gak tau gimana caranya. Bingung harus ngapain, gimana cara memperbaikinya, dan akhirnya bikin kita terus mikirin hal yang sama.

 

How to stop overthinking and rumination?

1. Mindfulness

Mindfulness adalah kondisi ketika kita menyadari secara penuh mengenai pengalaman kita dari waktu ke waktu tanpa adanya judgement. Dengan mempraktekkan mindfulness kita dapat fokus pada apa yang kita lakukan saat ini (present moment), sehingga lebih menyadari pikiran kita.

Dengan mindfulness kita dapat

  • mendistraksi pikiran-pikiran yang berulang
  • menyadari perilaku dan pemikiran kita
  • lebih fokus dengan hal-hal produktif

 

2. Fokus pada solusi

Ketika mulai memikirkan hal-hal negatif dari suatu masalah, cobalah untuk fokus pada cara atau strategi penyelesaian masalah yang ada. Kita dapat mencari sudut pandang baru dari suatu masalah untuk dapat membuat solusi yang kreatif.

 

Kalau kamu merasa butuh bantuan psikolog untuk mengatasi overthinking atau ruminasi yang kamu alami, jangan ragu untuk konseling dengan psikolog Klee yah! Gunakan kode voucher "MULAIDARIKAMU" untuk dapatkan potongan harga sebesar 50%!

 

Referensi : 

Cowley, N., & Clark, D. A. (2020, January 18). Are You an Overthinker? Psychology Today. Retrieved August 3, 2022, from https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-runaway-mind/202001/are-you-overthinker

Morin, A. (2020, September 27). How to Know When You're Overthinking. Verywell Mind. Retrieved August 3, 2022, from https://www.verywellmind.com/how-to-know-when-youre-overthinking-5077069

Nortje, A., & Nash, J. (2020, May 14). Mindful Thinking: 4+ Ways to Stop Ruminating and Overthinking. PositivePsychology.com. Retrieved August 3, 2022, from https://positivepsychology.com/mindful-thinking/#techniques

Scott, E. (2020, November 12). Repetitive Thoughts: Emotional Processing or Rumination? Verywell Mind. Retrieved August 3, 2022, from https://www.verywellmind.com/repetitive-thoughts-emotional-processing-or-rumination-3144936

Scott, E. (2021, December 16). Why People Ruminate and Tips to Stop. Verywell Mind. Retrieved August 3, 2022, from https://www.verywellmind.com/rumination-why-do-people-obsess-over-things-3144571

Kembali ke blog

Tulis komentar

Ingat, komentar perlu disetujui sebelum dipublikasikan.