Gak Rela Buat Merelakan?

Gak Rela Buat Merelakan?

Merelakan jadi hal yang sering kita temui, tapi rasanya selalu sulit untuk dilewati. 

 

Rasanya kita pernah ya ‘terpaksa’ merelakan sesuatu atau seseorang yang harusnya jadi milik kita atau harusnya bersama dengan kita. Mungkin lebih dari sekali dua kali kita mengalami hal ini.


Kenapa merelakan jadi hal yang sulit?

  • Kita sudah terbiasa
  • Kalo setiap hari kerja, nulis, makan pake tangan kanan, rasanya pasti aneh ya kalo tiba-tiba tangan kanannya hilang? Bingung, sedih, mungkin frustasi, dan pastinya bikin kita kesulitan ya? Kenapa? 

    Karena kita sudah terbiasa dengan keberadaan si tangan kanan. Sama halnya dengan ketika kita kehilangan sesuatu/seseorang yang selama ini jadi bagian dari keseharian kita. Rutinitas yang selama ini terjadi membuat kita kesulitan membayangkan kalo sesuatu/seseorang itu hilang. 

  • Rasa Sakit
    Yang namanya kehilangan dan merelakan rasanya gak ada yang mudah ya. Ada sedih, ada marah, ada kecewa, dan ada rasa sakit yang menyertai diproses itu. Terlebih kalo sesuatu/seseorang itu adalah hal yang sudah kita harapkan untuk jadi milik kita. Kita udah berekspektasi, membayangkan, berimajinasi yang baik-baik tentang hal itu, udah punya rencana nanti akan seperti apa, bahkan sudah mengusahakan yang terbaik. Tapi tiba-tiba hal itu hilang? Gimana gak sakit. Menerima dan berdamai dengan rasa sakit ini yang bikin kita kadang kesulitan untuk merelakan. Karena tentu gak semudah itu kan?
  • Takut menyesal 
  • Banyak dari kita gak pernah selesai dalam proses merelakan karena kita takut. Kita takut ketika merelakan, kita mungkin menyesal. Kita mungkin gak akan menemukan hal yang lebih baik dari apa yang harus kita relakan. Kita takut semua usaha yang kita lakukan jadi sia-sia dan gak menghasilkan apa-apa. Dan masih banyak ketakutan lainnya. Wajar ya. Karena apa yang terjadi setelahnya adalah sesuatu hal yang gak bisa kita prediksi, apalagi kita kendalikan. 

    Ketika pikiran dipenuhi rasa takut, tentu jadi semakin sulit ya untuk memutuskan merelakan.


    Apa yang akan dihadapi dalam proses merelakan?

  • Emosi negatif
  • Kecewa, sedih, rasa sakit, marah, bingung, dan banyak lagi emosi negatif yang mungkin akan datang menghampiri. Emosi negatif ini jika tidak dikelola dengan baik, bisa jadi hambatan buat kita melewati proses merelakan.

  • Menyalahkan diri sendiri
  • Kita akan berhadapan dengan banyak pikiran negatif. Kita akan bertanya-tanya apa yang menyebabkan hal ini terjadi. Apa yang salah? Siapa yang salah? Tak jarang kita menjadikan diri sendiri sasaran untuk disalahkan secara berlebihan.

  • Keinginan untuk menyalahkan situasi/orang lain
  • Mungkin bukan diri sendiri yang kita salahkan, tapi kita jadi berusaha mencari pengalihan dengan menyalahkan situasi atau orang lain yang mungkin tidak bersalah. Kita jadi sulit berpikir dan menilai dengan objektif. 


    Hal apa yang perlu kita lakukan ketika dalam proses merelakan? 

  • Belajar memaafkan
  • Coba untuk memaafkan diri sendiri, situasi yang terjadi, atau orang lain yang membuat kesalahan. Memaafkan adalah salah satu proses yang perlu kita lalui untuk dapat merelakan. Kita tidak hanya merelakan kesalahan yang terjadi, tapi kita juga bisa merelakan perasaan negatif yang kita alami. 


    What to do?

    Coba untuk benar-benar mencari tau apa yang kira-kira menyebabkan kesalahan itu terjadi? Coba ubah sedikit sudut pandangmu, dan cari sisi positif yang bisa kita ambil dari pengalaman ini. 

     

  • Pahami bahwa ada hal-hal yang terjadi diluar kendali kita
  • Gak semua hal bisa kita kendalikan, tentunya. Dan ketika gak terduga terjadi, it’s okay, bukan berarti itu salah kita. Ada alasan tertentu kenapa kita harus merelakan sesuatu/seseorang saat ini. Alasan yang mungkin belum kita tau sekarang.

    What to do?

    Inget, walaupun banyak yang gak bisa kita kendalikan, kita tetep bisa mengendalikan respon kita terhadap seuatu peristiwa, termasuk ketika kita harus merelakan. 

     

  • Terima perasaan negatif yang muncul
  • Seringkali kita menolak dan berusaha menghilangkan perasaan-perasaan negatif ini tanpa benar-benar memprosesnya. Padahal perasaan negatif yang terus-menerus dipendam tanpa diselesaikan bisa jadi bom waktu untuk kita nantinya. 


    What to do?

    Terima perasaan negatifnya. Gapapa untuk ada di fase sedih sesekali, gapapa untuk marah, gapapa untuk bingung. Acknowledge your feelings. Cari tempat untuk mengekspresikan dan mengkomunikasikan perasaan-perasaan ini. Bisa dengan menulis atau bercerita. 

     

    Kalau kamu butuh tempat untuk bercerita mengenai yang kamu rasakan dan alami, kamu bisa loh cerita dengan psikolog Klee! Gunakan kode voucher "MULAIDARIKAMU" untuk dapatkan potongan harga sebesar 50% di sesi pertamamu! 

     

    Referensi :

    Celeste, N. (2020, May 30). The Psychology of Letting Go. Psychreg. Retrieved July 15, 2022, from https://www.psychreg.org/the-psychology-of-letting-go/

    Cohen, I. S. (2017, August 7). Important Tips on How to Let Go and Free Yourself. Psychology Today. Retrieved July 15, 2022, from https://www.psychologytoday.com/us/blog/your-emotional-meter/201708/important-tips-how-let-go-and-free-yourself

    How to Let Go: 12 Tips for Letting Go of the Past. (n.d.). Healthline. Retrieved July 15, 2022, from https://www.healthline.com/health/how-to-let-go#The-takeaway

    Taylor, K. (2020, June 18). Why It's Hard To Let Go. Even when you know they aren't right… | by Kirstie Taylor | Mind Cafe. Medium. Retrieved July 15, 2022, from https://medium.com/mind-cafe/why-its-hard-to-let-go-f3574a92f523

    Kembali ke blog

    Tulis komentar

    Ingat, komentar perlu disetujui sebelum dipublikasikan.