Bahaya Self Diagnose

Bahaya Self Diagnose

Self-diagnosis adalah istilah yang digunakan ketika seseorang mendiagnosis gangguan atau penyakit yang sedang dialami berdasarkan pencarian informasi secara mandiri (tanpa bantuan tenaga profesional).


Pencarian informasi di zaman sekarang memang lebih mudah, cepat dan murah karena adanya perkembangan internet. Inilah yang seringkali juga membuat orang setelah menelusuri internet mengenai masalah kesehatan mental, jadi merasa tidak perlu lagi untuk berkonsultasi ke ahlinya. Banyak yang berpikir bahwa mereka bisa tahu gejala yang dialami tanpa bantuan ahli. 

 

Orang yang sering melakukan self diagnosis cenderung lebih mempercayai internet daripada para ahli. Mereka juga bisa dengan mudah mendiagnosis diri hanya berdasarkan test-test yang beredar di internet. Padahal,  jika kita mengandalkan informasi di internet saja untuk bahan self diagnosis, alih-alih bermanfaat, self-diagnosis malah justru bisa membahayakan kesehatan fisik dan berpengaruh buruk pada kesehatan mental kita loh.

 

Hal itu karena informasi gejala yang kita baca di internet belum tentu valid dan teruji secara ilmiah. Informasi yang ditulis di internet juga tidak selalu dibagikan oleh ahli ataupun orang yang memiliki pengalaman dan ilmu di bidang tersebut. Maka dari itu, saat melakukan self-diagnose, kita sangat rentan untuk keliru karena kita hanya menduga-duga penyakit atau gangguan kesehatan mental apa yang sedang dialami dari sumber yang belum jelas kebenarannya. Hal ini bisa berbahaya karena jika informasi yang kita percayai adalah salah maka kemungkinan untuk salah pengobatan juga semakin besar.

 

Manusia memiliki naluri untuk cenderung memikirkan kemungkinan terburuk yang bisa menimpanya, itulah mengapa lebih mudah bagi kita untuk mengasumsikan hal-hal buruk ketika melakukan self-diagnose.

Pada akhirnya, self-diagnose hanya akan membuat kita mengalami kepanikan dan stress yang tidak seharusnya terjadi sehingga dapat memperparah kondisi mental kita juga. 

 

Contoh : 

Kita self diagnose bahwa kita depresi, padahal kalau di cek di psikolog belum tentu depresi melainkan hanya sedang terpuruk saja belum sampai tahap depresi. Tapi karena kita udah self diagnose, kita jadi semakin stress sendiri dan mungkin tidak mendapat penanganan yang sesuai juga. 

 

Sebaliknya, self diagnose juga bisa berbahaya karena kita juga bisa mengecilkan gejala yang sudah berat sehingga kita tidak mendapat pertolongan atau penanganan tepat waktu. 

 

Selain itu, self diagnose juga bisa memungkinkan kita untuk menyakiti perasaan orang yang di diagnosis sedang mengalami depresi sungguhan karena kita self proclaim. Misalnya kita mengatakan bahwa kita juga pernah depresi lalu mencoba memberikannya saran sesuai dengan pengalaman kita. Padahal kenyataanya kita belum pernah didiagnosa depresi sehingga saran yang kita berikan bisa jadi bukannya membantu malah bisa membuat mereka tidak nyaman karena apa yang kita rasakan saat self-diagnosed dan orang yang benar- benar di diagnosis depresi oleh psikolog itu bisa sangat berbeda.

 

Itulah mengapa setiap kita disarankan untuk meminta bantuan tenaga ahli medis seperti psikiater atau psikolog untuk mendiagnosis gejala kesehatan yang dialami. Kalau kamu merasa butuh bantuan psikolog, jangan ragu untuk mendaftarkan diri kamu dengan psikolog Klee ya! Gunakan kode voucher "MULAIDARIKAMU" untuk dapatkan potongan harga sebesar 50%!

Kembali ke blog

Tulis komentar

Ingat, komentar perlu disetujui sebelum dipublikasikan.