4 Respon Trauma
Sebagian besar manusia pernah mengalami kejadian tidak menyenangkan yang dipersepsi sebagai kejadian yang mengancam dan traumatik. Kejadian yang traumatik dapat direspon secara berbeda-beda oleh tubuh kita. Respon-respon yang mungkin muncul ketika kita menghadapi trauma adalah fight, flight, freeze, atau fawn. Berbagai respon ini muncul bergantung pada peristiwa yang kita alami, pengalaman dalam menghadapi kejadian traumatik, kepribadian, serta strategi coping yang kita miliki.
Respon-respon ini juga sangat mungkin dialami secara kombinasi, alias lebih dari satu respon terjadi ketika menghadapi ancaman yang sama, bergantung pada peristiwa yang dialami.
1. Fight : respon tubuh dalam menghadapi peristiwa yang dianggap mengancam
Terjadi ketika kita merasa mampu menghadapi ancaman yang ada.
Bagaimana “fight” ini terbentuk?
Respon Fight ini muncul dalam diri kita ketika kita tumbuh di lingkungan keluarga yang selalu:
- meragukan kita,
- tidak pernah memvalidasi perasaan kita,
- melarang kita sedih dan menangis,
- mempermalukan kita
sehingga membuat kita percaya bahwa satu-satunya cara untuk mendapatkan penerimaan dan cinta adalah dengan cara terlihat kuat dan punya kuasa.
Seperti apa sih “fight” muncul dalam perilaku?
- berdebat ketika muncul ketidaksepahaman
- posting kekesalan ketika pacar selingkuh, supaya semua orang tau dan menyalahkan pacarmu
- merasa sangat marah, ingin menonjok sesuatu
- berteriak atau membentak orang yang melakukan suatu kesalahan padamu
Dampak yang terjadi ketika fight terus menerus digunakan:
Penggunaan fight response secara berlebihan dapat menimbulkan kecenderungan memiliki kepribadian narsistik, serta membentuk ambivalent atau avoidant attachment style
2. Flight : respon tubuh ketika menghindar dan lari dari peristiwa yang mengancam
Flight terjadi ketika kita merasa tidak mampu menghadapi ancaman yang ada.
Bagaimana “flight” ini terbentuk?
Flight terbentuk jika semasa kecil kita dapat terhindar dari kekerasan atau perilaku abusif orang tua dengan melarikan diri atau menghindari mereka. Hal ini membuat kita menganggap bahwa melarikan diri juga dapat membantu kita untuk mengatasi peristiwa yang dianggap mengancam.
Seperti apa sih “flight” muncul dalam perilaku?
- melakukan hobi, pekerjaan, atau belajar secara berlebihan agar dapat menghindari masalah yang ada.
- olahraga berlebihan.
- sengaja pulang terlambat untuk menghindari sumber masalah.
Dampak yang terjadi ketika flight terus menerus digunakan:
Orang yang terbiasa menggunakan flight response memiliki kemungkinan untuk berusaha untuk jadi perfeksionis di segala hal untuk menghindari dikritik dari orang lain. Selain itu, dampak lainnya, ia bisa juga terbiasa untuk mengakhiri hubungan dengan orang lain ketika mulai muncul konflik atau perbedaan pendapat.
3. Freeze : ketidakmampuan tubuh untuk bergerak ketika menghadapi peristiwa mengancam
Freeze terjadi ketika tubuh tidak bisa menghadapi maupun lari dari ancaman yang ada.
Freeze bisa jadi juga terjadi ketika tubuh kebingungan dalam memilih diantara respon fight atau flight, sehingga tubuh berhenti sementara untuk memberikan waktu berpikir dan menentukan respon yang sesuai dengan ancaman yang dihadapi.
Ketika ‘freeze’, tubuh akan mengalami:
- tidak bisa bergerak sama sekali
- lemas
- tidak bisa berteriak
- pingsan
Jika respon freeze berlanjut, respon lebih jauh bisa jadi terbentuk, seperti:
pengalaman disosiatif, dimana secara mental kita terpisah dari tubuh kita, dan tidak mampu mengingat secara utuh kejadian traumatis yang dialami.
4. Fawn : respon tubuh untuk menyenangkan orang lain untuk menghindari atau mencegah konflik
Fawn terjadi ketika respon fight, flight, atau freeze sudah tidak dapat lagi digunakan untuk mengatasi ancaman yang ada.
Fawn biasanya terbentuk pada anak yang mengalami trauma atau perlakuan abusif dari orang tua selama masa kecilnya. Anak belajar bahwa agar tidak dipukul, anak perlu menuruti dan memenuhi apa yang diinginkan orang tuanya.
Fawn muncul dalam perilaku:
- memuji atau menolong atasan agar tidak mendapat penilaian yang jelek.
- selalu setuju terhadap segala hal yang dikatakan orang lain, meskipun sebenarnya tidak setuju.
- menuruti perintah yang diberikan orang lain.
- mengabaikan pandangan, kepercayaan, dan pendapat diri sendiri.
Dalam jangka panjang, Fawn yang terus dilakukan dapat menimbulkan:
Kecenderungan ‘people pleaser’, dimana kita tidak memiliki batasan dengan orang lain, berusaha selalu menyenangkan orang lain, agar diterima, dan tidak berkonflik dengan orang lain.
Bagaimana sebaiknya menghadapi trauma?
Kalau kamu butuh bantuan untuk mengatasi trauma, jangan ragu untuk mendaftarkan diri untuk konseling dengan psikolog Klee!
Referensi :
APA. (2019, October 30). How to cope with traumatic stress. American Psychological Association. Retrieved October 30, 2022, from https://www.apa.org/topics/trauma/stress
Gaba, S. (2020, August 22). Understanding Fight, Flight, Freeze and the Fawn Response. Psychology Today. Retrieved October 30, 2022, from https://www.psychologytoday.com/us/blog/addiction-and-recovery/202008/understanding-fight-flight-freeze-and-the-fawn-response
Greene, N., & Juby, B. (2021, August 26). Fight, Flight, Freeze, or Fawn? Understanding Trauma Responses. Healthline. Retrieved October 30, 2022, from https://www.healthline.com/health/mental-health/fight-flight-freeze-fawn
Kirby, S. (n.d.). Fight Flight Freeze: How To Recognize It And What To Do When It Happens. BetterHelp. Retrieved October 30, 2022, from https://www.betterhelp.com/advice/trauma/fight-flight-freeze-how-to-recognize-it-and-what-to-do-when-it-happens/
Taylor, M. (2022, April 28). Acute Stress Response: Fight, Flight, Freeze, and Fawn. WebMD. Retrieved October 30, 2022, from https://www.webmd.com/mental-health/what-does-fight-flight-freeze-fawn-mean